Sulawesi Tengah kaya akan seni yang diwariskan secara
turun-temurun. Musik dan tarian
di Sulawesi Tengah bervariasi antara daerah yang satu dengan lainnya. Musik
tradisional memiliki instrumen seperti suling, gong dan gendang. Salah satu
instrumen musik yang paling terkenal adalah Kakula. Instrumen ini dimainkan oleh masyarakat suku Kaili—suku asli
di Sulawesi Tengah. Selain di Sulawesi Tengah, instrument ini dapat pula
ditemukan di Sulawesi Utara (Bolaang Mongondow), Kalimantan, Sumatra, Maluku,
Sabah dan Serawak Malaysia dan Brunai Darussalam. Musik Kakula yang kita kenal
sebagai salah satu seni musik tradisional suku Kaili khususnya dan masyarakat
Sulawesi Tengah pada umumnya sudah sangat sukar menentukan kapan mulai dikenal
oleh masyarakat di daerah ini.
Pada tahun 1618 agama Islam masuk di daerah ini
dengan membawa serta pula kebudayaannya. Mengikuti penyebar-penyebar Islam ini
sebagai alat pendukung dakwah, mereka membawa serta alat musik yang terbuat
dari tembaga/kuningan yang sekarang ini kita kenal dengan Musik Kakula. Alat
musik tersebut berbentuk bulat dan pada bagian tengalmya muncul atau munjung,
sama dengan bonang di Pulau Jawa.
Sejarah Kehidupan Musik Kakula Namun jauh sebelum
alat musik ini masuk, daerah ini sudah mengenal alat musik yang terbuat dari
kayu yang pipih dengan panjang kira-kira 60 cm dan tebal 2 cm serta lebar 5
sampai 6 cm disesuaikan dengan nada. Alat musik tersebut juga sering mereka
katakan sebagai gamba-gamba. Gamba-gamba kayu adalah salah satu bentuk embrio
atau awal dari musik kakula karena nada yang ada pada musik kakula yang terbuat
dari tembaga/kuningan persis dengan nada yang ada pada gamba-gamba atau Musik
Kakula Kayu. Masyarakat Sulawesi Tengah yang kita kenal sebagai masyarakat
agraris karena sebagian besar penduduk Sulawesi Tengah hidup dari pertanian.
Masyarakat itulah pemilik Musik Kakula atau Gamba-gamba kayu tadi.
Perkembangan Musik
Kakula Bapak Alm. Hasan M. Bahasyuan adalah seorang seniman musik kakula
tradisi (pemain) disamping sebagai pemain musik juga sebagai pencipta tari.
Setelah beberapa tarinya berhasil diiringi oleh seperangkat alat musik kakula
yang masih pentatonis, terdiri dari tujuh buah kakula dengan nada masing-masing
la, do, re, mi, sol, la, si, do, 6 1 2 3 5 6 7 1.
1 komentar:
mantap. thank's infonya.
www.kiostiket.com
Posting Komentar